subrutin
a sequence of programmer life

Advertisement

Spring Boot, Cara Termudah Membangun Software Berbasis Spring Framework

1 695

Jika boleh penulis menganalogikan, bekerja sebagai seorang programmer adalah ibarat menandatangani kontrak darah bahwa  ia tidak akan pernah kehilangan stamina untuk selalu belajar hal – hal baru. Bagaimana tidak? Teknologi komputasi dan pemrograman bergerak begitu cepat, cara seorang programmer membangun sebuah perangkat lunak selalu berubah dari hari.

Advertisement

Apa yang dipelajari setahun lalu, 5 tahun lalu bahkan 10 tahun yang lalu, boleh jadi menjadi usang di hari ini. Itu juga yang terjadi di hampir 2 dekaded diciptakannya Spring Framework, yang ditandai oleh Rod Johnson yang merilis buku berjudul  Expert One-on-One J2EE Design and Development (Wrox, 2002, http://mng.bz/oVjy).

Spring pada dasarnya adalah sebuah  IoC Container yang bertugas mengelola hingga merakit komponen – komponen (komponen tersebut kemudian disebut sebagai bean) sehingga terbentuklah sebuah perangkat lunak utuh. Layaknya batu-bata, semen, pasir yang kemudian dirakit menjadi sebuah bangunan rumah.

Advertisement

Di atas IoC Container, Spring juga memiliki segudang library terkait  seperti sebagai berikut

  • web framework (Spring MVC)
  • data persistence framework (Spring Data)
  • security framework (Spring Security)
  • Integrasi Spring ke sistem yang lain,
  • Runtime monitoring,
  • Dukungan mikroservice

 

  • XML Configuration

Saat penulis baru di awal – awal bekerja sebagai seorang software developer, Spring ApplicationContext  dibuat dengan  menggunakan lebih dari satu file XML sebagaimana pernah diulas  pada tulisan subrutin  yang lalu.

<beans xmlns="http://www.springframework.org/schema/beans"
    xmlns:xsi="http://www.w3.org/2001/XMLSchema-instance"
    xmlns:context="http://www.springframework.org/schema/context"
    xsi:schemaLocation="http://www.springframework.org/schema/beans https://www.springframework.org/schema/beans/spring-beans-4.3.xsd
        http://www.springframework.org/schema/context https://www.springframework.org/schema/context/spring-context-4.3.xsd">

    <bean name="employee" class="com.subrutin.halospring.Employee">
        <property name="id" value="2"></property>
        <property name="fullName" value="Silvie"></property>
        <property name="address" value="Jalan Merdeka"></property>    
    </bean>
</beans>

 

Catatan : Pembaca dapat merujuk pada artikel subrutin yang berjudul Tutorial Spring Framework – 3 : Membuat Program Pertama (Bagian -2)
  • Java Based Configuration

Kemudian seiring berjalannya waktu, konfigurasi menggunakan annotation dirasa lebih mudah dan lebih umum dilakukan

@Configuration
public class AppConfig {

    @Bean
    public Employee employee() {
        Employee employee = new Employee();
        employee.setId("2");
        employee.setFullName("silvie");
        employee.setAddress("Jalan Merdeka");
        return employee;
        
    }
}

Advertisement

Anotasi @Configuration yang ditulis pada class  memberitahu kepada Spring bahwa class tersebut merupakan class konfigurasi yang menyediakan bean ke IoC Container.

Konfigurasi java-based menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan XML, termasuk type safety dan lebih mudah di-refactor. Meskipun begitu, sekarang ini konfigurasi secara eksplisit hanya diperlukan saat Spring tidak dapat secara otomatis mendeteksi dan mengkonfigurasi komponen tersebut.

  • Automatic Configuration

Automatic configuration adalah salah satu fitur favorit para programmer, dan merupkan akar dari sebuah fitur yang disebut sebagai autowiring dan component scanning, dengan component scanning Spring dapat langsung menemukan bean mana saja diperlukan dan langsung secara otomatis merakitnya (meng-inject) komponen mana yang memerlukan bean tersebut

Dengan diperkanalkannya  Spring Boot yang merupakan perluasan dari Spring Framework, automatic configuration tidak hanya  berupa componen scanning dan autowiring namun juga dapat secara otomatis memprediksi komponen yang diperlukan berdasarkan classpath, environment variabel dan banyak faktor lain.

Banyak programmer yang membangun aplikasi menggunakan Spring Boot, tidak menyadari fitur automatic configuration, karena konsep ini ibarat “angin” yang sulit untuk dilihat, namun hanya dapat diketahui efeknya. Karena itu penulis selalu menganjurkan pembaca untuk setidaknya memahami konsep dasar Spring Framework sebelum mulai menggunakan Spring Boot.

Namun ternyata jika pembaca sudah memahami konsep dasar Spring Framework, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk melanjutkan membuat aplikasi pertama menggunakan Spring Boot yang akan dibahas pada tulisan berikutnya,

 

advertisement

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Komen
  1. […] Spring Boot, Cara Termudah Membangun Software Berbasis Spring Framework […]

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.